Selasa, 11 September 2012

Candi Sewu



Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Walaupun menyandang gelar Sewu atau Seribu dalam bahasa Indonesia, nyatanya Candi Sewu hanya memiliki 249 buah candi, terdiri atas 1 candi utama, 8 candi pengapit atau candi antara, dan 240 candi perwara. Bedasarkan sebuah prasasti yang ditemukan di salah satu candi perwara Candi Sewu tahun 1960 dengan huruf Jawa Kuno bahasa Melayu Kuno berangka tahun 714 Saka (792M), nama asli Candi Sewu adalah Manjus’ri grha atau yang berarti Rumah Manjusri, salah satu Boddhisatwa ajaran agama Buddha. Candi Sewu diperkirakan dibangun pada ke-8 pada pemerintahan Rakai Panangkaran (746 – 784) dan selesai pada masa Rakai Pikatan.

Candi utama Candi Sewu memiliki bentuk poligon dengan 20 sudut dengan diamter 29 m. Tingggi bangunan mencapai 30 m dengan 9 atap yang memiliki stupa di puncaknya. Candi utama menghadap ke timur dengan pintu utamanya di sebelah timur, namun juga memiliki tiga pintu lainnya yang menghadap ke barat, utara dan selatan. Ruang dalam tubuh candi berbentuk kubus dengan dinding terbuat dari susunan bata merah. Candi utama juga dipenuhi ukiran dan pahatan relief.


Candi Sewu mempunyai 4 pintu gerbang menuju pelataran luar, yaitu di sisi timur, utara, barat, dan selatan, yang masing-masing dijaga oleh sepasang arca Dwarapala yang saling berhadapan. Arca Dwarapala ini memiliki tinggi 2,3 m dan diletakkan di atas lapik setinggi 1,2 m.

Candi sewu sendiri memiliki 240 bilik, namun jumlah arca yang ada hanya 50 dan itupun tanpa kepala, selaras dengan arsip pada zaman Belanda. Di bilik utama candi utama terdapat landasan arca berukir teratai. Sayangnya, arcanya yang terbuat dari perungu setinggi 3,6 m sudah tidak dapat diketemukan lagi.

Candi Sewu pertama kali ditelii oleh H.C.Cornellius pada tahun 1807. Lalu diikuti oleh Raffles (1817), J.W.Ijzerman (1885), Van Erp (1908), De Haan dan H.Maclain Pont (1915), N.J.Krom (1923), Stutterheim (1929), R.Soekmono (1960), J.Durmacay (1979), I Made Kusuma Jaya (1988), Kusen dkk (1993) dan IGN Anom. Penelitian lebih lengkap terhadap Komplek Candi Sewu dilakukan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Propinsi Jawa Tengah 1981 dan berlangsung hingga sekarang, termasuk studi kelayakan dan pemugaran atas bangun – bangunan candi yang rusak beserta kedelapan dwarapala.
Candi utama Candi Sewu juga tengah mengalami pemugaran sehabis gempa   bumi 2006  silam dengan banyaknya reruntuhan candi utama di pelataran candi utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar