Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Walaupun menyandang gelar Sewu atau Seribu
dalam bahasa Indonesia, nyatanya Candi Sewu hanya memiliki 249 buah candi,
terdiri atas 1 candi utama, 8 candi pengapit atau candi antara, dan 240 candi
perwara. Bedasarkan sebuah prasasti yang ditemukan di salah satu candi perwara
Candi Sewu tahun 1960 dengan huruf Jawa Kuno bahasa Melayu Kuno berangka tahun
714 Saka (792M), nama asli Candi Sewu adalah Manjus’ri grha atau yang berarti
Rumah Manjusri, salah satu Boddhisatwa ajaran agama Buddha. Candi Sewu
diperkirakan dibangun pada ke-8 pada pemerintahan Rakai Panangkaran (746 – 784)
dan selesai pada masa Rakai Pikatan.
Candi utama Candi Sewu memiliki bentuk poligon dengan 20 sudut dengan
diamter 29 m. Tingggi bangunan mencapai 30 m dengan 9 atap yang memiliki stupa
di puncaknya. Candi utama menghadap ke timur dengan pintu utamanya di sebelah
timur, namun juga memiliki tiga pintu lainnya yang menghadap ke barat, utara
dan selatan. Ruang dalam tubuh candi berbentuk kubus dengan dinding terbuat
dari susunan bata merah. Candi utama juga dipenuhi ukiran dan pahatan relief.
Candi Sewu mempunyai 4 pintu gerbang menuju pelataran luar, yaitu di
sisi timur, utara, barat, dan selatan, yang masing-masing dijaga oleh sepasang
arca Dwarapala yang saling berhadapan. Arca Dwarapala ini memiliki tinggi 2,3 m
dan diletakkan di atas lapik setinggi 1,2 m.
Candi sewu sendiri memiliki 240 bilik, namun jumlah arca yang ada hanya
50 dan itupun tanpa kepala, selaras dengan arsip pada zaman Belanda. Di bilik
utama candi utama terdapat landasan arca berukir teratai. Sayangnya, arcanya
yang terbuat dari perungu setinggi 3,6 m sudah tidak dapat diketemukan lagi.
Candi Sewu pertama kali ditelii oleh H.C.Cornellius pada tahun 1807.
Lalu diikuti oleh Raffles (1817), J.W.Ijzerman (1885), Van Erp (1908), De Haan
dan H.Maclain Pont (1915), N.J.Krom (1923), Stutterheim (1929), R.Soekmono
(1960), J.Durmacay (1979), I Made Kusuma Jaya (1988), Kusen dkk (1993) dan IGN
Anom. Penelitian lebih lengkap terhadap Komplek Candi Sewu dilakukan oleh Suaka
Peninggalan Sejarah dan Purbakala Propinsi Jawa Tengah 1981 dan berlangsung
hingga sekarang, termasuk studi kelayakan dan pemugaran atas bangun – bangunan
candi yang rusak beserta kedelapan dwarapala.
Candi utama Candi Sewu juga tengah mengalami pemugaran sehabis gempa bumi 2006
silam dengan banyaknya reruntuhan candi
utama di pelataran candi utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar